Kondisi dan distribusi system akifer dalam sistem geologi dikontrol oleh faktor litologi, stratigrafi dan struktur dari endapan-endapan geologi. Litologi adalah penyusun secara fisik meliputi komposisi mineral, ukuran butir dan kemas dari endapan-endapan atau batuan yang membentuk sistem geologi. Stratigrafi menggambarkan kondisi geometri dan hubungan umur antar lapisan, atau satuan batuan dalam sistem geologi. Sedangkan struktur merupakan bentuk/sifat geometri dari sistem geologi yang diakibatkan deformasi yang terjadi setelah batuan terbentuk. Pada saat sendimen yang belum terkonsolidasi/kompak, kontrol yang berperan adalah litologi dan stratigrafi. Pengetahuan akan ketiga faktor di atas memberikan arahan kepada pemahaman karakteristik dan distribusi sistem akifer (Freeze dan Cherry, 1979).
Kesamaan iklim dan kondisi geologi di suatu daerah akan memberikan kesamaan sistem airtanah. Kondisi ini akan berpengaruh terhadap karakter fisika dan kimia serta kualitas airtanah dalam sistem tersebut. Berdasarkan karakter tersebut dan kondisi geografis serta morfologis keberadaan dan penyebaran airtanah di Indonesia, maka Puradimadja (1993) mengajukan 5 tipologi sistem akifer untuk wilayah Indonesia yaitu:
1. Tipologi sistem akifer Endapan Gunungapi
2. Tipologi sistem akifer Endapan Aluvial
3. Tipologi sistem akifer Endapan Sedimen
4. Tipologi sistem akifer Endapan Kristalin dan Metamorf
5. Tipologi sistem akifer Endapan Glasial
2. Media Penyusun Akifer
Berdasarkan sifat fisik batuan, secara garis besar ada 2 jenis media penyusun akifer, yaitu sistem media pori dan sistem media rekahan. Kedua sistem ini memiliki karakter airtanah yang berbeda satu sama lain. Pada sistem media berpori, air tanah mengalir melalui rongga antar butir yang terdapat dalam suatu batuan misalnya batupasir dan batuan aluvial. Pada sistem media rekahan, air mengalir melalui rekahan-rekahan yang terdapat pada batuan yang terkena tektonik kuat, pada batugamping, batuan metamorf, dan lava. Rekahan terjadi selain proses tektonik, juga akibat proses pelarutan.
3. Penggolongan Terminologi Lapisan Akifer dan Bukan Akifer
Berdasarkan kemampuan batuan/tanah pelapukan untuk menyimpan dan mengalirkan air terdapat 4 jenis batuan yang membagi jenis-jenis tipologi akifer di atas, yaitu:
3.1 Akifer (aquifer)
Lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan.
3.2 Akiklud (aquiklud)
Lapisan yang mampu menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan dalam jumlah yang berarti misalnya lempung, serpih, tuf halus, lanau.
3.3 Akifug (aquifug)
Lapisan batuan yang kedap air, tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air, misalkan batuan kristalin, metamorf kompak.
3.4 Akitar (aquitar)
Lapisan yang dapat menyimpan air dan mengalirkan dalam jumlah yang terbatas, misalnya lempung pasiran (sandy clay).
5 comments:
Wah, bisa diberi urut-urutannya tidak? Misal, bagian teratas itu aquifer..
Terima kasih.
:)
urut2an keberadaannya maksudnya?
wah menurut saya tidak ada aturan tipe akifer harus berada diatas diikuti dgn akiklud dst...
semua itu tergantung tipe batuan yg ada pada suatu daerah tertentu bisa saja suatu daerah hanya ada 1 tipe atau bisa juga lebih dari satu tipe lihat litologinya :)
bisa di jelaskan lebih rinci tentang Tipologi sistem akifer Endapan Aluvial
bisa dijelaskan lebih rinci lagi gak tentang Tipologi sistem akifer Endapan Aluvial?
Sistem akifer ini secara geologi tersusun oleh material-material berupa lempung, pasir, dan kerikil hasil dari proses erosi, transportasi dari batuan induk yang berada pada hulu sungai. Dengan melihat keadaan ini umumnya batuan di endapan aluvial bersifat tidak kompak sehingga potensi air tanahnya cukup baik.
Post a Comment