05 January 2009

Mineralisasi Daerah Bonjol

Daerah Bonjol terletak di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat telah dikenal sejak dulu akan potensinya sebagai bekas areal pertambangan emas milik Belanda. Daerah ini memiliki beberapa daerah prospek seperti: Malintang, Balimbing dan Lubang Sempit, yang hingga sekarang masih diusahakan oleh Penambang Emas Tanpa Izin (PETI). Daerah prospek berada dalam Formasi Gunung Amas berumur Miosen Tengah yang tersusun oleh batuan piroklastik berupa tuf. Hasil pengamatan petrografi, uji X-Ray Diffractometer (XRD) dan uji Analytical Spectral Devices (ASD), memberikan kesimpulan bahwa daerah ini telah mengalami ubahan propilitik (zoisit-laumontit-kalsit-kuarsa) dan ubahan sub propilitik (klorit-illit-adularia-kuarsa) yang kemudian mengalami overprinting oleh zona ubahan argilik (kaolin-dikitkuarsa).Penelitian ubahan hidrotermal, mineralogi, data geologi, dan tekstur batuan, memberikan kesimpulan daerah ini termasuk tipe endapan epitermal sulfida rendah yang berpotensi sebagai daerah cebakan emas. Pengamatan mineragrafi menunjukkan keberadaan emas di daerah prospek Malintang yang termasuk dalam zona ubahan argilik (kaolin-dikit-kuarsa). Fakta ini diperkuat oleh hasil analisis kimia AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) yang menunjukkan daerah prospek Malintang adalah daerah anomali geokimia untuk unsur emas dengan kandungan yang tinggi.


Conto urat kuarsa Daerah Malintang, berwarna putih kusam, tersilisifikasi, terpotong oleh rekahan halus berwarna coklat gelap teroksidasi, berisi emas, irregular, pipih, tersebar, menunjukkan scratch (diamati dengan loupe perbesaran 10x).

Secara regional daerah Pasaman sebagian besar terdiri dari batuan berumur Pra-Tersier yang tersingkap di permukaan. Batuan Pra-Tersier tersebut banyak ditemukan pada daerah Utara hingga Selatan dari Peta Geologi Regional Padang-Medan (P3G Bandung). Di samping itu daerah ini banyak dijumpai batuan sedimen klastik, batuan vulkanik berupa batuan gunung api dan batuan terobosan yang berumur Tersier. Struktur regional yang dominan berupa patahan yang memiliki arah umum Barat Laut - Tenggara dapat dijumpai di daerah tenggara dan Selatan peta geologi regional. Secara khusus daerah yang menjadi obyek penelitian berada pada Formasi Gunung Amas yang terdiri dari batuan gunung api klastika menengah, lava dan sedikit intrusif. Formasi Gunung Amas ini diperkirakan berumur Miosen Tengah sesuai dengan stratigrafi regional daerah Padang (P3G Bandung).

Conto urat kuarsa Daerah Malintang yang mengandung emas memotong pirit dan kalkopirit diamati melalui mikroskop sinar pantul dengan perbesaran 20x.

Kesimpulan Hasil Penelitian:

Batuan induk mineralisasi Daerah Bonjol terdiri atas piroklastik (tufa) dalam Formasi Gunung Amas berumur Miosen Tengah.

Hasil analisis larutan hidrotermal mengindikasikan bahwa daerah penelitian termasuk dalam tipe epitermal sulfida rendah.

Terdapat tiga zona ubahan di daerah penelitian, yakni zona ubahan propilitik (zoisit-laumontit-kalsit-kuarsa) dan zona ubahan sub propilitik (klorit-illitadularia-kuarsa), yang ter-overprint oleh zona ubahan argilik (kaolin-dikitkuarsa).

Proses Mineralisasi emas dimulai dari terlarutnya emas dalam larutan hidrotermal akibat proses boiling, dan diakhiri dengan proses pengendapan akibat oksidasi di dekat permukaan oleh pengaruh air meteorik.

Daerah penelitian masih dianggap prospek karena berada tepat di atas interval precious metal deposit, sehingga kemungkinan besar cadangan emas di daerah ini belum tersingkap.

Hasil pengamatan megaskopik, mineragrafi dan analisis anomali geokimia menunjukkan daerah prospek emas berada di Daerah Malintang, dan termasuk dalam zona ubahan argilik (kaolin-dikit-kuarsa).

0 comments: